Langsung ke konten utama

Tumbuh Dewasa (Puisi)

Hai apa kabar?
Apakah kamu baik-baik saja saat ini?
Aku tak berbasa basi
Hanya saja amat penasaran tentangnya

Tergambar jelas,
bagaimana kamu membasahi buku-buku,
Tulisan tak terbaca terhalang air mata
masih tersimpan baik aroma buku bercampur peluh.

Terngiang keras,
Emosi yang menggores semua sudut,
Tulisan amarah penuh kekecewaan dara
Masih terdengar jernih segala amarah bergemuruh.

Terhapus semua,
Haha hihi cengir tak ada untung,
Tulisan berganti layar 
Kertaspun lupa aroma ujung jemarimu

Hai apa kabar?
Bagaimana rasanya melewati jurang itu?
Aku tau kamu bisa
Hanya saja aku penasaran tentangnya

Terlampau awal,
jika kamu bilang ini akhir yang ditunggu,
Tulisan mimpi yang kamu ukir indah
Masih tetap terperangkap tinta baru

Terlampau goyah,
Pagi semangat, malam mengkerut,
Tulisan penyemangat menggebu berdebu
Masih tergantung menunggu kamu bangun

Hai apa kabar?
Sudahkah kau terbangun?
Aku tak akan membual
Hanya saja tulisan ini sebangai pengingat


_elsbtlila_//30.11.2023//

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM PERDATA INTERNASIONAL (Definisi, Ruang Lingkup, Titik Taut)

MAKALAH HUKUM PERDATA INTERNASIONAL Disusun Oleh: Elisabeth Sesaria Ilka Oktalila NIM : 201341004 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA KARYA MALANG 2015 BAB I PENDAHULUAN Makalah ini akan membahas mengenai Hukum Perdata Internasional (HPI) dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pembahasannya. Diantaranya adalah definisi, sumber-sumber, titik pertalian Hukum Perdata Internasional. Pada hakekatnya setiap negara yang berdaulat, memiliki hukum atau aturan yang kokoh dan mengikat pada seluruh perangkat yang ada didalamnya. Seperti pada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki Hukum Positif untuk mengatur warga negarnya. Salah satu hukum positif yang ada di Indonesia adalah Hukum Perdata Internasional yang nantinya akan dibahas lebih detail. BAB II PEBAHASAN 2.1 Defenisi Hukum Perdata Internasional Beberapa pengertian Hukum Perdata Internasional menurut para ahli hukum : - Van Brakel :...

Kembali

Lalu aku berjalan lurus Kuyakini tak ada yang mendorong Hanya aku dan aku Tampak bayangan diriku Yang kuyakini itu hanyalah khayalan Sangat kusut dan kaku Saatnya menyeka tubuh Setelah sekian lama hanya berjalan Basahlah pipiku Perjalanan sudah jauh Menghapus ingatan tentang tujuan Kembali, haruskahku?

Kotakku

kotak ini gelap, berdebu ada banyak celah sebenarnya namun tersumbat abu tak ada yang bisa untukku berpegang kotakku kutuani sendiri tak satupun melihatnya harta karun semakin terpendam sayangnya aku kehilangan kunci padahal aku tuannya cinta merebutnya dariku karena hanya cinta kawanku kotakku semakin gelap dan usang kasur laba-laba sudah siap dan aku tetap tak berdaya karena cinta