Hai kamu,
Terima kasih sudah sempat hadir
Aku minta maaf karena lancang mengagumimu
03 Oktober 2018
Aku masih ingat jumpa pertama dirimu
Masih pagi, rambutku dan rambutmu masih tertata rapi
Dunia seperti berhenti sekejap
Aku masih ingat betul bekunya bibirku
Senyummu sangat mengalihkan matahari di timur
Percakapan kita, bahkan aku masih ingat tiap detik urutannya
Luar biasa, aku dimabuk asmara cinta pandangan pertama
Aku cari tahu semua asal usulmu
Luar biasa, semakin kucari, semakin aku terpesona
Payah, aku sudah punya kekasih
Seandainya belum, aku sudah pastikan aku akan mengejarmu
Aku pikir semua akan luntur hilang seiring waktu,
Nyatanya hingga hari ini aku masih masih merasakan getaran yang sama
Ini tidak benar.
Aku sudah punya kekasih dan kaupun menyukainya si Duta Narkotika
Menoleh saja sedetik kepadaku juga tidak pernah
Apa yang perlu aku pertahankan, ini perlu dihentikan.
Ini hanya akan mengusikku dan menghabiskan energi.
Malam itu aku putuskan untuk aku mengakui perasaanku, agar lega hatiku, agar aku bisa melanjutkan jalanku.
Terkirim.
Kau berterima kasih atas pengakuan yang kubuat.
Aku malu.
Kubaca lagi isi suratku, dan aku menangis.
Bukan karena malu, perasaan itu sudah kukubur dalam.
Namun karena aku tidak akan lagi bisa melihat senyummu di instagramku.
Puisi, nyanyian, melodi piano, aku tak akan melihatnya lagi.
Aku berusaha melupakanmu
Aku sedih tapi sebagian hatiku terasa lebih longgar
Aku percaya, apa yang memang ditakdirkan untukku pasti akan ditunjukkan oleh-Nya.
Tuhan, aku mohon hilangkan semua perasaan ini, tunjukkan padaku siapa jodoh yang Kau pilih itu.
Atau mungkin memang inilah akhir dari romansa cinta bertepuk sebelah tangan?
Komentar
Posting Komentar