Langsung ke konten utama

Puisi

Menjamu Indah

Kusuguhi dia buah-buah segar..
yang langsung dipetik dari pohonnya
Ada empat macam banyaknya,

manis,asam,pahit, dan kombinasi dari ketiganya
Kadang aku beri dia manisan-manisan mungil
Kujamu dengan sebotol wine terbaik, aku tau itu favoritmu..nikmat dunia orang bilang
Aku menjamunya bukan agar dia menjamuku seperti itu juga atau supaya dia terus datang keistanaku
Aku hanya berusaha menjamu indah dengan semua kemampuanku

Selamat Menikmati..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM PERDATA INTERNASIONAL (Definisi, Ruang Lingkup, Titik Taut)

MAKALAH HUKUM PERDATA INTERNASIONAL Disusun Oleh: Elisabeth Sesaria Ilka Oktalila NIM : 201341004 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA KARYA MALANG 2015 BAB I PENDAHULUAN Makalah ini akan membahas mengenai Hukum Perdata Internasional (HPI) dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pembahasannya. Diantaranya adalah definisi, sumber-sumber, titik pertalian Hukum Perdata Internasional. Pada hakekatnya setiap negara yang berdaulat, memiliki hukum atau aturan yang kokoh dan mengikat pada seluruh perangkat yang ada didalamnya. Seperti pada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki Hukum Positif untuk mengatur warga negarnya. Salah satu hukum positif yang ada di Indonesia adalah Hukum Perdata Internasional yang nantinya akan dibahas lebih detail. BAB II PEBAHASAN 2.1 Defenisi Hukum Perdata Internasional Beberapa pengertian Hukum Perdata Internasional menurut para ahli hukum : - Van Brakel :...

Sentuh Hatiku

Kopi, teh adalah minuman favoritku. Sampai saat aku di bangku SMA aku merasa sering lupa. Kelupaan yang aku alami menurutku lumayan mengerikan, karena apapun yang baru saja aku dengar bisa lupa setelah 5 menit kemudian. Kemudian pada saat aku memeriksakan penyakit ashmaku, aku berkonsultasi kepada dokter tentang penyakit lupaku itu. Dokter mengatakan, aku harus mengurangi minum kopi, karena kafein membuat seseorang menjadi pelupa. Ya, memang dalam sehari aku bisa minum 3 gelas kopi hitam. Setelah diberi saran dokter seperti itu, aku langsung mengurangi mengkonsumsi kopi hingga saat ini. Apakah aku sekarang sudah tidak sepelupa dulu? Jawabannya, tidak. aku merasa tetap. Sama saja. Aku tetaplah pelupa, aku hanya mengingat hal-hal yang yang berkesan dan yang berhubungan dengan emosi jiwaku, selain itu jarang aku ingat. Kemudian ada seseorang yang menyadarkanku dan menjawab pertanyaanku mengapa aku begitu pelupa.. Yang jelas bukan karena kafein. Saat itu kami sedang berbincang-bincan...

Kembali

Lalu aku berjalan lurus Kuyakini tak ada yang mendorong Hanya aku dan aku Tampak bayangan diriku Yang kuyakini itu hanyalah khayalan Sangat kusut dan kaku Saatnya menyeka tubuh Setelah sekian lama hanya berjalan Basahlah pipiku Perjalanan sudah jauh Menghapus ingatan tentang tujuan Kembali, haruskahku?