Langsung ke konten utama

Puisi Untuk Mama (Ulang Tahun)

Untuk Mama

Pelangi hatiku
Membuatku merasa tenang saat melihatnya
Warna warnimu hiasi nafasku
Warna yang memberi banyak makna
Sejak kau timang sampai saat ini
yang aku tahu pelangi tetaplah 7 warna
7 warna yang selalu kau torehkan di langkahku
Ya.. pesonamu tak akan pernah habis bu..

Kerutan di wajahmu.. Jadi juru ingatku
Sudah saatnya kau merebahkan diri
menyaksikan pohonmu yang mulai berbuah
Uban yang semakin menguasai mahkotamu
memberimu banyak kuasa kebajikan untukku
Tulang-tulangmu sudah mulai keropos
dan aku siap menjadi tongkatmu
Ah.. apa pun itu tetap tak mengurangi pesonamu,
senyum
masakan
nasihat
omelan
doa
pelukan
perhatian
Selamat Ulang Tahun mama.. (Veronica Sutarsih, 11Jun1971)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM PERDATA INTERNASIONAL (Definisi, Ruang Lingkup, Titik Taut)

MAKALAH HUKUM PERDATA INTERNASIONAL Disusun Oleh: Elisabeth Sesaria Ilka Oktalila NIM : 201341004 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA KARYA MALANG 2015 BAB I PENDAHULUAN Makalah ini akan membahas mengenai Hukum Perdata Internasional (HPI) dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pembahasannya. Diantaranya adalah definisi, sumber-sumber, titik pertalian Hukum Perdata Internasional. Pada hakekatnya setiap negara yang berdaulat, memiliki hukum atau aturan yang kokoh dan mengikat pada seluruh perangkat yang ada didalamnya. Seperti pada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki Hukum Positif untuk mengatur warga negarnya. Salah satu hukum positif yang ada di Indonesia adalah Hukum Perdata Internasional yang nantinya akan dibahas lebih detail. BAB II PEBAHASAN 2.1 Defenisi Hukum Perdata Internasional Beberapa pengertian Hukum Perdata Internasional menurut para ahli hukum : - Van Brakel :...

Sentuh Hatiku

Kopi, teh adalah minuman favoritku. Sampai saat aku di bangku SMA aku merasa sering lupa. Kelupaan yang aku alami menurutku lumayan mengerikan, karena apapun yang baru saja aku dengar bisa lupa setelah 5 menit kemudian. Kemudian pada saat aku memeriksakan penyakit ashmaku, aku berkonsultasi kepada dokter tentang penyakit lupaku itu. Dokter mengatakan, aku harus mengurangi minum kopi, karena kafein membuat seseorang menjadi pelupa. Ya, memang dalam sehari aku bisa minum 3 gelas kopi hitam. Setelah diberi saran dokter seperti itu, aku langsung mengurangi mengkonsumsi kopi hingga saat ini. Apakah aku sekarang sudah tidak sepelupa dulu? Jawabannya, tidak. aku merasa tetap. Sama saja. Aku tetaplah pelupa, aku hanya mengingat hal-hal yang yang berkesan dan yang berhubungan dengan emosi jiwaku, selain itu jarang aku ingat. Kemudian ada seseorang yang menyadarkanku dan menjawab pertanyaanku mengapa aku begitu pelupa.. Yang jelas bukan karena kafein. Saat itu kami sedang berbincang-bincan...

Kembali

Lalu aku berjalan lurus Kuyakini tak ada yang mendorong Hanya aku dan aku Tampak bayangan diriku Yang kuyakini itu hanyalah khayalan Sangat kusut dan kaku Saatnya menyeka tubuh Setelah sekian lama hanya berjalan Basahlah pipiku Perjalanan sudah jauh Menghapus ingatan tentang tujuan Kembali, haruskahku?